peta
disusun oleh :1. eka prila mulya
2. m. rizky . z
3. rizky amalia
1:20 AM Posted by DAUD SAJO
Kata peta pasti sudah sangat familiar di telinga kita. Anda
pasti sering melihat atau bahkan pernah menggunakan peta, tetapi mungkin Anda
masih kesulitan untuk mendeskripsikan pengertian dari peta. Sebenarnya Anda
tidak perlu menghafal definisi dari peta, cukup dengan melihat peta seharusnya
Anda sudah bisa mendefinisikan peta.
Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi
yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan
dilengkapi simbol sebagai penjelas. Sudahkah Anda memahami pengertian dari peta
tersebut? Mudah bukan? Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai
pengertian, namun pada hakikatnya semua mempunyai inti dan maksud yang sama.
Berikut beberapa pengertian peta dari para ahli.
a. Menurut ICA (International Cartographic
Association)
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan
abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan
bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang
datar dan diperkecil/diskalakan.
b. Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu,
digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
c. Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang
diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada
bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.
d. Menurut Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data
kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan
keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
Dengan menggunakan peta, kita dapat mengetahui segala hal yang
berada di permukaan bumi, seperti letak suatu wilayah, jarak antarkota, lokasi
pegunungan, sungai, danau, lahan persawahan, jalan raya, bandara, dan
sebagainya. Ketampakan yang digambar pada peta dapat dibagi menjadi dua yaitu
ketampakan alami dan ketampakan buatan manusia (budaya).
Dewasa
ini sudah dikenal adanya peta digital (digital map), yaitu peta yang berupa
gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer. Data yang
diperoleh berupa data digital dan hasil dari gambaran tersebut dapat disimpan
dalam suatu media seperti disket, CD, maupun media penyimpanan lainnya, serta
dapat ditampilkan kembali pada layar monitor komputer. Biasanya peta digital
ini dibuat dengan menggunakan software GIS (Geography Information system). Ilmu
yang mempelajari tentang peta dan pemetaan disebut dengan kartografi dan orang
yang ahli dalam bidang peta dan pemetaan disebut kartograf.
. Macam-macam peta :
1. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan posisi vertikal dan horizontal tanda-
medan yang tidak dapat bergerak di atas permukaan bumi. Isi peta tersebut mencakup
empat hal , yaitu :
a) Relief ( bentuk muka bumi )
b) Perairan ( sungai, danau, sawah )
c) Tumbuh- tumbuhan ( semak, bambu, kelapa, dll )
d) Hasil budaya manusia ( bangunan, jalan raya, rel KA, kuburan , dll )
Peta Topografi dapat digolongkan sbb :
a) Berdasarkan skala, peta topografi dibagi :
1) Skala Besar ( 1 : 1000 s.d 1 : 25.000 )
2) Skala Menengah ( 1 : 50.000 s.d 1 : 250.000 )
3) Skala Kecil ( 1 : 500.000 s.d 1 : 1.000.000 dan yg lebih kecil lagi )
b) Berdasarkan Kenampakan :
1) Peta Garis
2) Peta Foto
c) Berdasarkan tingkat ketelitian
1) Peta topografi sistimatis
2) Peta bagan tofografi
3) Bagan Tofografi
4) Bagan Pemandangan
5) Oleat Medan
d) Berdasarkan Proyeksinya
1) Proyeksi bidang datar
2) Proyeksi kerucut
3) Proyeksi silinder atau tabung
2. Peta Tematik adalah peta yang berisi gambaran satu atau dua tema khusus, biasanya
disusun berdasarkan data statistik.
Macam Peta Tematik :
a) Peta Penerbangan, yaitu peta yang menggambarkan rute jalur penerbangan.
b) Peta Administrasi, yaitu peta yang didalamnya yang berisi tanda-tanda yang hanya
untuk memperlihatkan perbedaan wilayah.
c) Peta Curah Hujan.
d) Peta Penyebaran Penduduk.
c. Perpetaan di Indonesia.
1. Sistim Grid Peta Topografi di Indonesia.
a) Sistim Kilometer Fiktif.
1) Peta-peta topografi dalam proyeksi Polyder menggunakan sistim kilometer fiktif
, khususnya pada peta-peta topografi daerah Jawa dan Madura. Daerah tersebut di
bagi menjadi kotak-kotak seluas 20 menit x 20 menit yang disebut satu satuan
proyeksi yang dilalui paralel baku dengan warna grid hitam.
2) Jumlah garis fiktif tergantung dari kedar peta, dimana ;
Kedar 1 : 100.000 jumlah garis 36 x 36 ( 20 menit dibagi 36 bagian )
Kedar 1 : 50.000 jumlah garis 18 x 18 ( 10 menit dibagi 18 bagian )
Kedar 1 : 25.000 jumlah garis 9 x 9 ( 5 menit dibagi 9 bagian )
3) Karena panjang satu sisi satu kotak 20 menit x 20 menit dibagi rata menjadi
36 bagian, maka panjang sisi sebenarnya lebih dari 36 km, sehingga satu bagian akan
lebih panjang dari 1 km sebenarnya.
4) Perbedaan panjang sekitar 24 m, untuk mendapatkan jarak sebenarnya, maka
ukuran jarak medan di peta harus dikoreksi dengan angka koreksi yang terdapat
pada sisi kiri keterangan tepi peta. Cara menghitungnya kilometer fiktif dikurangi
angka koreksi kilometer sebenarnya sehingga mendapatkan kilometer sebenarnya
dilapangan.
b) Sistim Grid Inggris. digunakan pada peta-peta topografi cetakan lama, pemakaian
sistim grid Inggris digunakan pada peta proyeksi LCO, dimana wilayah Indonesia dibagi
menjadi tiga wilayah / zone, yaitu ;
1) Wilayah Katulistiwa ( zone equator ), meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku bagian utara dan Irian tengah.
2) Wilayah Selatan (southern zone), meliputi Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Kai
dan Aru.
3) Wilayah New Guini Selatan ( Zone Irian Selatan ), meliputi selatan Pulau Irian.
c) Sistim Grid Universal Transverse Mercator ( UTM )
1) Dipasang pada bagian dunia antara 80o LS sampai 84o LU. dan dipasang diatas
peta dengan proyeksi TM.
2) Dimana dunia dibagi dalam 60 buah zone yang masing-masing zone sebesar 6
derajat.
2. Penomoran Lembar Peta Topografi Indonesia.
a) LCO
1) Indonesia dibagi dalam beberapa Lembar Bagian Derajat ( LBD )
2) Dari kiri ke kanan ( dari Barat ke Timur ) mulai dari kedudukan 12o barat
Meredian Nol Jakarta dengan angka arab dari 1 s.d 139.
3) Letak Meredian Nol Jakarta 106o 48'27,79'' BT
4) Dari atas ke bawah ( utara ke selatan ) mulai kedudukan 6o LU dengan angka
romawi dari I s.d LI ( 11o LS )
5) Letak wilayah Indonesia
(a) Batas Barat 94o 40' BT
(b) Batas Timur 141o BT
(c) Batas Utara 6o LU
(d) Batas atas Selatan 11o LS
b) UTM
1) Batas wilayah Indonesia yang dipetakan adalah :
94o 30' BT s.d 141o BT (= 46o 30')
6o LU s.d 11o LS ( 18 derajat )
2) Tetapi dalam penomoran peta-peta UTM daerah yang dipetakan meliputi
94o 30' BT s.d 141o BT dan 6o LU s.d 12o LS , hal tersebut di maksud
bukan untuk merubah batas wil Indonesia, tetapi hanya sekedar mempermudah
pembuatan nomor peta.
1. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan posisi vertikal dan horizontal tanda-
medan yang tidak dapat bergerak di atas permukaan bumi. Isi peta tersebut mencakup
empat hal , yaitu :
a) Relief ( bentuk muka bumi )
b) Perairan ( sungai, danau, sawah )
c) Tumbuh- tumbuhan ( semak, bambu, kelapa, dll )
d) Hasil budaya manusia ( bangunan, jalan raya, rel KA, kuburan , dll )
Peta Topografi dapat digolongkan sbb :
a) Berdasarkan skala, peta topografi dibagi :
1) Skala Besar ( 1 : 1000 s.d 1 : 25.000 )
2) Skala Menengah ( 1 : 50.000 s.d 1 : 250.000 )
3) Skala Kecil ( 1 : 500.000 s.d 1 : 1.000.000 dan yg lebih kecil lagi )
b) Berdasarkan Kenampakan :
1) Peta Garis
2) Peta Foto
c) Berdasarkan tingkat ketelitian
1) Peta topografi sistimatis
2) Peta bagan tofografi
3) Bagan Tofografi
4) Bagan Pemandangan
5) Oleat Medan
d) Berdasarkan Proyeksinya
1) Proyeksi bidang datar
2) Proyeksi kerucut
3) Proyeksi silinder atau tabung
2. Peta Tematik adalah peta yang berisi gambaran satu atau dua tema khusus, biasanya
disusun berdasarkan data statistik.
Macam Peta Tematik :
a) Peta Penerbangan, yaitu peta yang menggambarkan rute jalur penerbangan.
b) Peta Administrasi, yaitu peta yang didalamnya yang berisi tanda-tanda yang hanya
untuk memperlihatkan perbedaan wilayah.
c) Peta Curah Hujan.
d) Peta Penyebaran Penduduk.
c. Perpetaan di Indonesia.
1. Sistim Grid Peta Topografi di Indonesia.
a) Sistim Kilometer Fiktif.
1) Peta-peta topografi dalam proyeksi Polyder menggunakan sistim kilometer fiktif
, khususnya pada peta-peta topografi daerah Jawa dan Madura. Daerah tersebut di
bagi menjadi kotak-kotak seluas 20 menit x 20 menit yang disebut satu satuan
proyeksi yang dilalui paralel baku dengan warna grid hitam.
2) Jumlah garis fiktif tergantung dari kedar peta, dimana ;
Kedar 1 : 100.000 jumlah garis 36 x 36 ( 20 menit dibagi 36 bagian )
Kedar 1 : 50.000 jumlah garis 18 x 18 ( 10 menit dibagi 18 bagian )
Kedar 1 : 25.000 jumlah garis 9 x 9 ( 5 menit dibagi 9 bagian )
3) Karena panjang satu sisi satu kotak 20 menit x 20 menit dibagi rata menjadi
36 bagian, maka panjang sisi sebenarnya lebih dari 36 km, sehingga satu bagian akan
lebih panjang dari 1 km sebenarnya.
4) Perbedaan panjang sekitar 24 m, untuk mendapatkan jarak sebenarnya, maka
ukuran jarak medan di peta harus dikoreksi dengan angka koreksi yang terdapat
pada sisi kiri keterangan tepi peta. Cara menghitungnya kilometer fiktif dikurangi
angka koreksi kilometer sebenarnya sehingga mendapatkan kilometer sebenarnya
dilapangan.
b) Sistim Grid Inggris. digunakan pada peta-peta topografi cetakan lama, pemakaian
sistim grid Inggris digunakan pada peta proyeksi LCO, dimana wilayah Indonesia dibagi
menjadi tiga wilayah / zone, yaitu ;
1) Wilayah Katulistiwa ( zone equator ), meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku bagian utara dan Irian tengah.
2) Wilayah Selatan (southern zone), meliputi Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Kai
dan Aru.
3) Wilayah New Guini Selatan ( Zone Irian Selatan ), meliputi selatan Pulau Irian.
c) Sistim Grid Universal Transverse Mercator ( UTM )
1) Dipasang pada bagian dunia antara 80o LS sampai 84o LU. dan dipasang diatas
peta dengan proyeksi TM.
2) Dimana dunia dibagi dalam 60 buah zone yang masing-masing zone sebesar 6
derajat.
2. Penomoran Lembar Peta Topografi Indonesia.
a) LCO
1) Indonesia dibagi dalam beberapa Lembar Bagian Derajat ( LBD )
2) Dari kiri ke kanan ( dari Barat ke Timur ) mulai dari kedudukan 12o barat
Meredian Nol Jakarta dengan angka arab dari 1 s.d 139.
3) Letak Meredian Nol Jakarta 106o 48'27,79'' BT
4) Dari atas ke bawah ( utara ke selatan ) mulai kedudukan 6o LU dengan angka
romawi dari I s.d LI ( 11o LS )
5) Letak wilayah Indonesia
(a) Batas Barat 94o 40' BT
(b) Batas Timur 141o BT
(c) Batas Utara 6o LU
(d) Batas atas Selatan 11o LS
b) UTM
1) Batas wilayah Indonesia yang dipetakan adalah :
94o 30' BT s.d 141o BT (= 46o 30')
6o LU s.d 11o LS ( 18 derajat )
2) Tetapi dalam penomoran peta-peta UTM daerah yang dipetakan meliputi
94o 30' BT s.d 141o BT dan 6o LU s.d 12o LS , hal tersebut di maksud
bukan untuk merubah batas wil Indonesia, tetapi hanya sekedar mempermudah
pembuatan nomor peta.
1. Peta
Planimetri atau Peta Datar
Sebuah peta yang datar
bisa dibuat pada media yang permukaanya datar seperti karton, triplek, kanvas,
kain dan lain-lain. Pada peta datar setiap kenampakan di atasnya bisa dibedakan
dengan melihat warna pada setiap bagian peta. Misalnya : warna hijau untuk
dataran rendah dan warna biru untuk lautan.
2. Peta Relief atau Peta
Timbul
Peta timbul dibuat
semirip mungkin dengan bentuk permukaan bumi, peta timbul dibuat dengan bentuk
tiga dimensi sehingga bentuk gunung yang terlihat menjulang tinggi di antara
dataran rendah dan lautan.
3. Peta Digital
Peta ini baru
dikembangkan setelah teknologi komputer dan grafis ditemukan. Data peta digital
dapat disimpan dan dilihat melalui media Compact disk maupun internet misalnya
google earth.
Jenis peta berdasarkan
besar kecilnya skala terbagi 4 jenis yaitu :
(1) Peta Skala
Kecil :
Yaitu peta yang skalanya 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000, biasanya peta ini
untuk mengambarkan peta benua atau dunia.
(2) Peta Skala Menengah
: Peta yang skalanya
1 : 250.000 sampai 1 : 500.000, biasanya peta ini memuat peta satu provinsi
atau negara.
(3) Peta Skala Besar : Peta yang skalanya 1 : 5.000 sampai 1 :
250.000, biasanya peta ini memuat peta satu kabupaten, kecamatan atau desa.
(4) Peta Kadaster
: peta yang skalanya 1 :
100 sampai 1 : 5.000, Peta ini sering memuat tentang gambar petak tanah pada
surat akta tanah.
http://advanprasetyo.blogspot.com/2012/08/arah-pokok-peta.html
Definisi Peta
Berbagai macam definisi atau pengertian
peta dari berbagai sumber, diantaranya yaitu :
Peta merupakan
penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan keruangan antara berbagai perwujudan
yang diwakili (Kals, 1983).
Peta merupakan bidang
datar dan obyek yang digambarkan pada peta umumnya terletak
pada permukaan bumi, sehingga digunakan skala dan sistem proyeksi untuk
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
Peta adalah alat
penting dalam perencanaan lingkungan. Sedikitnya ada tiga alasan sebagai
berikut:
(1) peta sebagai
penyimpanan data
(2) peta sebagai alat
analisis
(3) peta dapat
menyampaikan informasi kepada pengguna (users).
Peta adalah
penggambaran dua dimensi pada bidang datar keseluruhan atau sebagian dari
permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan atau skala tertentu.
Peta, Atlas dan Globe
PETA PLANIMETRI
Peta Planimetri sering di sebut juga peta
dasar atau peta dua dimensi.
Peta Planimetri adalah peta yang dibuat pada bidang
datar, seperti kertas atau tripleks.Kenampakan permukaan bumi pada peta ini
digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu misalnya dataran rendah
digambarkan dengan warna hijau, pegunungan dengan warna coklat dan perairan
dengan warna biru
PETA SETEREOMETRI
Peta Stereometri sering disebut juga peta timbul atau peta tiga
dimensi. Peta Stereometri dibuat berdasarkan bentuk bumi yang sesungguhnya.
Peta Peta Stereometri tinggi rendahnya bentuk permukaan bumi dapat
kita lihat dengan jelas. Pengamatan peta dilakukan dengan melihat dari atas.
PETA DIGITAL
Peta
digital merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer. Peta ini dapat
disimpan dalam disket atau CD Rom. Contoh Citra satelit, foto udara
PENGETAHUAN PETA
a. Peta adalah gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi atau gambar geografi
diatas bidang datar dengan ukuran kecil bersifat selektif serta yang dapat
dipertanggungjawabkan secara matematis maupun secara visual.
b. Macam-macam peta :
1. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan posisi vertikal dan horizontal tanda-
medan yang tidak dapat bergerak di atas
permukaan bumi. Isi peta tersebut mencakup
empat hal , yaitu :
a) Relief ( bentuk muka bumi )
b) Perairan ( sungai, danau, sawah )
c) Tumbuh- tumbuhan ( semak, bambu, kelapa,
dll )
d) Hasil budaya manusia ( bangunan, jalan
raya, rel KA, kuburan , dll )
Peta Topografi
dapat digolongkan sbb :
a) Berdasarkan skala, peta topografi
dibagi :
1) Skala Besar ( 1 : 1000 s.d 1 : 25.000 )
2) Skala Menengah ( 1 : 50.000 s.d 1 : 250.000
)
3) Skala Kecil ( 1 : 500.000 s.d 1 : 1.000.000
dan yg lebih kecil lagi )
b) Berdasarkan Kenampakan :
1) Peta Garis
2) Peta Foto
c) Berdasarkan tingkat ketelitian
1) Peta topografi sistimatis
2) Peta bagan tofografi
3) Bagan Tofografi
4) Bagan Pemandangan
5) Oleat Medan
d) Berdasarkan Proyeksinya
1) Proyeksi bidang datar
2) Proyeksi kerucut
3) Proyeksi silinder atau tabung
2. Peta Tematik adalah peta yang berisi gambaran satu atau dua
tema khusus, biasanya
disusun berdasarkan data statistik.
Macam Peta Tematik :
a) Peta Penerbangan, yaitu peta yang
menggambarkan rute jalur penerbangan.
b) Peta Administrasi, yaitu peta yang
didalamnya yang berisi tanda-tanda yang hanya
untuk memperlihatkan perbedaan wilayah.
c) Peta Curah Hujan.
d) Peta Penyebaran Penduduk.
c. Perpetaan di Indonesia.
1. Sistim Grid Peta Topografi di Indonesia.
a) Sistim Kilometer Fiktif.
1) Peta-peta topografi dalam proyeksi Polyder
menggunakan sistim kilometer fiktif
, khususnya pada peta-peta topografi daerah Jawa dan Madura.
Daerah tersebut di
bagi menjadi kotak-kotak seluas 20 menit x 20
menit yang disebut satu satuan
proyeksi yang dilalui paralel baku dengan
warna grid hitam.
2) Jumlah garis fiktif tergantung dari kedar peta, dimana ;
Kedar 1 : 100.000 jumlah garis 36 x 36 ( 20
menit dibagi 36 bagian )
Kedar 1 : 50.000 jumlah garis 18 x 18 ( 10 menit dibagi 18 bagian )
Kedar 1 : 25.000 jumlah garis 9 x 9 ( 5 menit
dibagi 9 bagian )
3) Karena panjang satu sisi satu kotak 20
menit x 20 menit dibagi rata menjadi
36 bagian, maka panjang sisi sebenarnya lebih
dari 36 km, sehingga satu bagian akan
lebih panjang dari 1 km sebenarnya.
4) Perbedaan panjang sekitar 24 m, untuk
mendapatkan jarak sebenarnya, maka
ukuran jarak medan di peta harus
dikoreksi dengan angka koreksi yang terdapat
pada sisi kiri keterangan tepi peta. Cara menghitungnya kilometer
fiktif dikurangi
angka koreksi kilometer sebenarnya sehingga
mendapatkan kilometer sebenarnya
dilapangan.
b) Sistim Grid Inggris. digunakan pada peta-peta topografi cetakan lama, pemakaian
sistim grid Inggris digunakan pada peta proyeksi
LCO, dimana wilayah Indonesia dibagi
menjadi tiga wilayah / zone, yaitu ;
1) Wilayah Katulistiwa ( zone equator ), meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku bagian utara dan Irian tengah.
2) Wilayah Selatan (southern zone), meliputi Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Kai
dan Aru.
3) Wilayah New Guini Selatan ( Zone Irian Selatan ), meliputi selatan Pulau Irian.
c) Sistim Grid Universal
Transverse Mercator ( UTM )
1) Dipasang
pada bagian dunia antara 80o LS sampai 84o LU. dan dipasang diatas
peta dengan
proyeksi TM.
2) Dimana dunia dibagi dalam 60 buah zone yang
masing-masing zone sebesar 6
derajat.
2. Penomoran Lembar Peta Topografi Indonesia.
a) LCO
1) Indonesia dibagi dalam beberapa Lembar
Bagian Derajat ( LBD )
2) Dari kiri ke kanan ( dari Barat ke Timur )
mulai dari kedudukan 12o barat
Meredian Nol Jakarta dengan angka arab dari 1 s.d 139.
3) Letak Meredian Nol Jakarta 106o 48'27,79''
BT
4) Dari atas ke bawah ( utara ke selatan )
mulai kedudukan 6o LU dengan angka
romawi dari I s.d LI ( 11o LS )
5) Letak wilayah Indonesia
(a) Batas Barat 94o 40' BT
(b) Batas Timur 141o BT
(c) Batas Utara 6o LU
(d) Batas atas Selatan 11o LS
b) UTM
1) Batas wilayah Indonesia yang dipetakan
adalah :
94o 30' BT s.d 141o BT (= 46o 30')
6o LU s.d 11o LS ( 18 derajat )
2) Tetapi dalam penomoran peta-peta UTM daerah yang dipetakan meliputi
94o 30' BT s.d 141o BT dan 6o LU s.d 12o LS ,
hal tersebut di maksud
bukan untuk merubah batas wil Indonesia,
tetapi hanya sekedar mempermudah
pembuatan nomor peta. Komponen - Komponen Peta
Peta memiliki kelengkapan penting agar mudah dibaca dan
dipahami.
Kelengkapan tersebut dinamakan komponen peta. Komponen-komponen
peta antara lain sebagai berikut:
1. Judul peta
Judul peta merupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi
atau
gambar peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta.
Judul peta
merupakan komponen yang penting. Biasanya sebelum memperhatikan
isi peta, pasti seseorang terlebih dahulu membaca judulnya.
2.Legenda
Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atau
simbol-simbol beserta artiny. Legenda biasanya terletak di
bagian pojok
kiri bawah
peta.
3. Skala
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta
dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000.
Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2
km jarak sebenarnya.
4. Simbol
Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkan
obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syarat
yakni sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalah
simbol-simbol yang biasa digunakan pada peta.
3. Skala
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta
dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000.
Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2
km jarak sebenarnya.
4. Simbol
Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkan
obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syarat
yakni sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalah
simbol-simbol yang biasa digunakan pada peta.
5. Mata angin
Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin.
Mata angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang menunjuk ke
arah utara. Mata angin sangat penting keberadaanya supaya tidak terjadi
kekeliruan arah.
6. Garis astronomis
Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi.
Garis astronomis terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang
merupakan garis dari timur ke barat sedangkan garis bujur merupakan
garis dari utara ke selatan.
7. Garis tepi
Garis tepi merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta
untuk menunjukkan batas peta tersebut.
8. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut dibuat. Dari
tahun pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atau
tidak untuk digunakan saat ini.
9. Inset peta
Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena
letaknya di luar garis batas peta. Inset peta digambar bila diperlukan. Inset
peta disebut juga peta sisipan.
10. Tata warna
Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan
obyek satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat menunjukkan
dataran tinggi, hijau menunjukkan dataran rendah dan biru untuk
menunjukkan wilayah perairan.
Untuk memperjelas tentang komponen-komponen peta perhatikan
gambar peta berikut:
Peta sebagai Media Informasi
Peta merupakan media penyajian informasi berreferensi geografis dari suatu wilayah, dan peta dibuat untuk kepentingan orang lain, yaitu pengguna peta atau pembaca peta (map reader). Oleh karena itu, fungsi peta adalah memberikan informasi tentang suatu obyek kepada pengguna peta agar informasi tersebut dapat dimanfaatkan. Dalam melakukan desain kartografi perlu difahami arti suatu informasi dan manfaatnya bagi pengguna peta. Tanpa memahaminya, sukar bagi seorang kartographer untuk membuat peta yang mempunyai nilai informasi (informatif). Banyak peta yang menyajikan informasi sesuai dengan tema petanya; tetapi apakah peta tersebut mempunyai nilai informasi, masih perlu dipertanyakan.
Contoh: Pembuatan peta vegetasi wilayah tertentu. Pengguna peta atau pembaca peta (map reader) akan bertanya: dimana lokasi hutan tersebut (keadaan fisik: dirawa, tanah kering datar atau berbukit/gunung; fungsi hutan: apakah terletak di hutan lindung, hutan produksi atau diluar kawasan) dan bagaimana kondisinya (hutan perawan, bekas tebangan, atau terdapat areal bukan hutan). Kejelasan informasi tersebut penting untuk pengguna peta, khususnya dalam memberikan perlakuan terhadap wilayah tersebut. Namun, karena berbagai keterbatasan (skala peta, tersedianya data dll.) tidak semua keinginan dan harapan pengguna peta terpenuhi.
Sehubungan dengan informasi yang akan disajikan kedalam peta, perlu kejelasan, mana informasi utama dan mana informasi tambahan agar peta mudah difahami isinya. Dalam hal ini, informasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :
Informasi dasar, yaitu unsur-unsur pada peta dasar yang perlu atau tidak perlu disajikan sebagai latar peta tematik (berhubungan dengan generalisasi).
Informasi pokok, yaitu informasi yang berkaitan dengan tema peta. Apakah hutan perlu diklasifikasi atau distratifikasi. Apakah batas fungsi hutan atau batas administrasi perlu dicantumkan ?
Informasi penunjang, yaitu informasi yang diharapkan dapat melengkapi informasi pokok dan ada relevansinya untuk dicantumkan dalam peta.
Informasi apa saja yang perlu dicantumkan pada peta tematik sulit dirinci. Hal ini sangat tergantung kepada tema peta, tersedianya data dan karakteristik serta relevansinya. Apabila unsur-unsur dan informasinya terlalu banyak, maka petanya akan menjadi ruwet dan sukar dibaca; sedangkan kalau informasinya terlalu sedikit, peta menjadi kurang informatif.
Peta sebagai Sistim Komunikasi
Fungsi peta adalah menyajikan suatu informasi tentang suatu obyek kepada pembaca peta. Agar informasinya mudah diterima dan cepat dipahami, maka cara penyampaiannya harus jelas, dengan bahasa sederhana. Bahasa peta adalah simbol-simbol (titik, garis dan luasan/areal, kualitatif/kuantitatif, warna, notasi, arsir) yang merupakan sistim komunikasi antara pembuat peta dengan pembaca peta. Pokok permasalahannya adalah bagaimana membuat simbol-simbol dan menempatkan kedalam ruang peta sehingga pembaca peta dapat membacanya dengan mudah dan menafsirkan artinya dengan benar.
Peta adalah untuk dilihat pada jarak pandang tertentu, yang kemudian dipelajari dan dikaji isinya. Apabila pembaca peta tidak memahaminya maka peta akan kehilangan arti dan fungsinya. Oleh karena itu, simbol harus dibuat dengan jelas dan tegas, dan antara satu dengan simbol yang lain harus dapat dibedakan dengan mudah. Perbedaan simbol-simbol dapat berupa: bentuk, ukuran (besar, lebar), ketebalan, kerapatan, warna dan gradasinya. Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang, antara lain untuk:
·
menunjukkan posisi atau
lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain) di
permukaan bumi,
Dengan membaca peta kita dapat mengetahui
lokasi relatif suatu wilayah yang kita lihat, misal :
1.
Propinsi Jawa Barat terletak
di antara propinsi Jawa Tengah dan propinsi Banten
2.
Propinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT) terletak di antara propinsi Nusat Tenggara Barat (NTB) dan negara Timor
Leste
·
memperlihatkan atau
menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya bentuk benua, atau gunung)
sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta,
——————————————————————–
·
menyajikan data tentang
potensi suatu daerah, misalnya :
————————————————————————————–
————————————————————————————–
————————————————————————————–
·
memperlihatkan ukuran, karena
melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi.
Tujuan Pembuatan Peta
Tujuan pembuatan peta antara lain sebagai
berikut:
·
membantu suatu pekerjaan,
misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan,
·
analisis data spasial,
misalnya perhitungan volume,
·
menyimpan informasi,
·
membantu dalam pembuatan
suatu desain, misal desain jalan, dan
·
komunikasi informasi ruang.
Menurut Jenis Bidang Proyeksi
Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan :
Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang
datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan
berpusat pada satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan
menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi. Proyeksi Azimuthal dibedakan
3 macam, yaitu:
- Proyeksi
Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
- Proyeksi
Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
- Proyeksi
Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat
antara kutub dan ekuator.
- Proyeksi Kerucut
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis meridian dan paralel dari
suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk
memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel
melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran
sedangkan bujur berupa jari-jari. Proyeksi kerucut diperoleh dengan
memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian
di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini
paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°. Proyeksi kerucut
dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
- Proyeksi
kerucut normal atau standar
Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu
paralel (Paralel Standar).
- Proyeksi
Kerucut Transversal
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.
- Proyeksi Kerucut
Oblique (Miring)
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.
- Proyeksi Silinder
Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang
proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi
ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel
merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus
vertikal. Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
- Dapat
menggambarkan daerah yang luas.
- Dapat
menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
- Daerah
kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
- Makin
mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah
ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.
Menurut Kedudukan Bidang Proyeksi
Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :
- Proyeksi
normal
- Proyeksi
miring
- Proyeksi transversal
Menurut Jenis Unsur Yang Bebas
(Distorsi)
- Proyeksi conform,
merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya sudut
- Proyeksi equidistant,
merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya panjang jarak
- Proyeksi equivalent,
merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya luas suatu daerah
pada bidang lengkung
Menurut Modifikasi
Proyeksi peta menurut modifikasi (gubahan) dibedakan :
- Proyeksi
Bonne (Equal Area)
Sifat-sifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan
pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat
terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya
di sekitar khatulistiwa.
- Proyeksi
Sinusoidal
Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah
dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula
jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana
saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa.
Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
- Proyeksi
Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana
seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan
bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar. Sifat-sifat
proyeksi Mercatar yaitu:
- Hasil
proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi
makin membesar bila makin dekat dengan kutub.
- Interval
jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal
benar menurut skala.
- Interval
jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval
jarak makin membesar.
- Proyeksinya
adalah konform.
- Kutub-kutub
tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.
- Proyeksi
Mollweide
Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.
- Proyeksi
Gall
Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang
mendekati kutub.
- Proyeksi
Homolografik (Goode)
Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang
terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran.
.
|
Klasifikasi Proyeksi Peta
Klasifikasi proyeksi peta mendasar pada: (1) berdasarekan garis
karakteristiknya; (2) berdasarkan tingkat kesalahannya; (3) berdasarkan
konstruksinya.
(1) Berdasarkan garis karakterististiknya, proyeksi peta dikelompokkan ke dalam
tiga kelompok, yaitu: (a) proyeksi normal, yaitu garis karakteristik berimpit
dengan sumbu bumi; (b) proyeksi transversal, yaitu garis karakteristik tegak
lurus dengan sumbu bumi; dan (c) proyeksi obligue (miring), yaitu garis
karakteristik membentuk sudut lancip terhadap sumbu lancip.
(2) Berdasarkan tingkat kesalahannya, proyeksi peta dapat dibagi menjadi:
a. Proyeksi ekuivalent, proyeksi
yang kebenarannya pada luasan yang tetap.
b. Proyeksi equidistant, proyeksi
yang kebenarannya pada jarak yang tetap.
c. Proyeksi conform, kebenarannya
pada bentuk peta yang sama dengan bentuk globe dengan ukuran skala yang sama.
Syarat-syarat:
1) Garis parallel dan meridian
saling tegak lurus.
2) Skala ke segala arah pada titik
harus sama, namun skala dari titik satu ke titik lain bisa berbeda.
3) Perbandingan unsure parallel dan
meridian tetap.
(3) Berdasarkan konstruksinya, dibagi menjadi:
a. Proyeksi perspektif,
konstruksinya bersifat matematis.
b. Proyeksi non perspektif,
merupakan modifikasi dari proyeksi perspektif.
B. Pengertian Paralel dan Meridian
Parallel (Lintang)
Untuk menentukan parallel suatu tempat dilakukan dengan pengukuran tinggi
bintang kutub atau dengan tingginya matahari di atas horizon.
Besarnya Lintang (Latitude)
Besarnya lintang suatu tempat didefinisikan sebagai busur yang diukur pada
suatu meridian antara tempat tersebut dengan ekuator.
Meridian (Bujur)
Pasangan koordinat yang lain terdiri dari lingkaran-lingkaran besar
sebanyak 180 buah yang membagi equator serta lingkaran parallel menjadi 360
meridian. Di semua Negara meridian sama nilainya, sehingga masing-masing Negara
dapat menentukan meridiannya sendiri. Inggris menggunakan armada Greenwich
sebagai nol meridian, dan arena kekuatan investasi ilmiah Inggris yang demikian
kuat di Negara-nagara lain, maka hingga sekarang meridian yang melalui
Greenwich ditetapkan sebagai meridian nol untuk masing-masing Negara.
Besar Bujur (Longitude)
Besarnya bujur suatu tempat adalah busur yang diukur pada suatu parallel
antara meridian tempat tersebut dengan meridian utama.
C. Memilih Jenis Proyeksi Peta yang
Digunakan
Tujuan proyeksi peta adalah memperkecil kesalahan dalam penggambaran bidang
lengkung kedalam bidang datar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum
memilih jenis proyeksi yang akan digunakan:
a. Maksud dari pemetaan sendiri
b. Luasan wilayah yang akan digambar
c. Bentuk wilayah yang akan digambar
d. Lokasi atau letak wilayah
e. Kemudahan dalam penggambaran
1. Proyeksi Azimuthal
Yaitu proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksi.
2. Proyeksi Silinder
Menggunakan bidang silinder sebagai bidang proyeksinya.
3. Proyeksi Kerucut
Dengan cara meletakkan kerucut pada globe, maka kerucut akan menyinggung
globe sepanjang lingkaran singgungnya. Bila kerucut menyinggung bola bumi, maka
disebut tangent. Namun bila kerucut memotong bola bumi, maka disebut secant.
4. Proyeksi Mercator
Merupakan proyeksi silindr normal conform, dimana seluruh muka bumi
dilukiskan dalam bidang silinder yang sumbunya berimpit dengsn bola bumikemudin
silindernya dibuka menjadi bidang datar.
5.
Proyeksi Universal Tranverse Mercator (UTM)
Keunggulan proyeksi UTM:
a.
Proyeksinya simetris untuk setiap wilayah dengan bujur 6o.
b.
Transformasi koordinat dari zone ke zone dapat dikerjakan dengan rumus
yang sama untuk setiap zone di seluruh dunia
c.
Distorsinya antara -40 cm/1000m dan =70cm/1000m.
D. Proyeksi Peta Menurut Maksud
Pemetaan
Pada
pemetaan-pemetaan tertentu tidak harus digunakan proyeksi yang sama, alasannya
karena:
a.
Penulisan pada peta tidak perlu membengkok
b.
Paralel dan meridian dapat dihapus, hanya pada bagian pinggir diberi tanda
angka yang menunjukkan besaran derajat parallel dan meridiannya.
Proyeksi konvensional, ialah proyeksi peta
yang tidak diklasifikasikan dalam proyeksi silinder, kerucut, maupun azimuthal,
tetapi diperoleh atas dasar ketentuan sendiri.
b. Menurut garis karakternya
Garis karakter yang dimaksud dalam proyeksi ini adalah garis yang selalu melalui pusat globe yang merupakan sumber bidang proyeksi. Proyeksi berdasarkan garis karakternya terdiri atas:
Proyeksi normal, garis karakternya berhimpit dengan sumbu bumi.
Proyeksi miring, garis karakternya membentuk sudut dengan sumbu bumi.
Proyeksi melintang, bila garis karakternya tegak lurus dengan sumbu globe.
c. Menurut distorsinya
Proyeksi conform (orthomorphic), yaitu proyeksi peta yang menunjukkan bentuk daerah-daerah kecil di peta sama bentuknya di muka bumi/globe. Dalam proyeksi ini sudut perpotongan antara dua garis di muka bumi atau globe sama dengan sudut perpotongan dua agaris di atas petanya.
Karena itu, semua garis paralel dan meridian akan senantiasa berpotongan pada 90o (tegak lurus sesamanya) dan perbandingan panjang di antara kedua garis tersebut sama seperti di muka bumi/globe. Proyeksi ini cocok untuk menunjukkan arah dan banyak digunakan untuk kepentingan peta-peta navigasi.
Proyeksi equal area (equivalent), yaitu proyeksi peta yang menunjukkan luas daerah pada peta sama dengan di muka bumi pada skala yang sama.
Hal ini berarti masing-masing persegi panjang di antara garis paralel dan meridian digambarkan dalam luas yang sebenarnya pada muka bumi. Proyeksi ini baik sekali untuk menggambarkan penyebaran fenomena yang bersifat kuantitatif, misalnya penyebaran produksi padi, kelapa, jagung, dan sebagainya.
Proyeksi equidistant, yaitu proyeksi yang menggambarkan jarak atau yang melalui pusat peta digambarkan menurut panjang yang sebenarnya seperti pada permukaan bumi dalam skala yang sama.
Jarak-jarak lain yang tidak melalui pusat peta, tidak diperlihatkan secara jelas, sedangkan arah dari pusat kota ke berbagai tempat digambarkan secara jelas. Proyeksi ini baik bagi peta navigasi yang rutenya melalui atau bertolak dari pusat peta.
Peta dapat digambar dengan berbagai gaya, masing-masing menunjukkan permukaan yang berbeda untuk subjek yang sama yang memungkinkan kita untuk memvisualisasikan dunia dengan mudah, informatif dan fungsional.
b. Menurut garis karakternya
Garis karakter yang dimaksud dalam proyeksi ini adalah garis yang selalu melalui pusat globe yang merupakan sumber bidang proyeksi. Proyeksi berdasarkan garis karakternya terdiri atas:
Proyeksi normal, garis karakternya berhimpit dengan sumbu bumi.
Proyeksi miring, garis karakternya membentuk sudut dengan sumbu bumi.
Proyeksi melintang, bila garis karakternya tegak lurus dengan sumbu globe.
c. Menurut distorsinya
Proyeksi conform (orthomorphic), yaitu proyeksi peta yang menunjukkan bentuk daerah-daerah kecil di peta sama bentuknya di muka bumi/globe. Dalam proyeksi ini sudut perpotongan antara dua garis di muka bumi atau globe sama dengan sudut perpotongan dua agaris di atas petanya.
Karena itu, semua garis paralel dan meridian akan senantiasa berpotongan pada 90o (tegak lurus sesamanya) dan perbandingan panjang di antara kedua garis tersebut sama seperti di muka bumi/globe. Proyeksi ini cocok untuk menunjukkan arah dan banyak digunakan untuk kepentingan peta-peta navigasi.
Proyeksi equal area (equivalent), yaitu proyeksi peta yang menunjukkan luas daerah pada peta sama dengan di muka bumi pada skala yang sama.
Hal ini berarti masing-masing persegi panjang di antara garis paralel dan meridian digambarkan dalam luas yang sebenarnya pada muka bumi. Proyeksi ini baik sekali untuk menggambarkan penyebaran fenomena yang bersifat kuantitatif, misalnya penyebaran produksi padi, kelapa, jagung, dan sebagainya.
Proyeksi equidistant, yaitu proyeksi yang menggambarkan jarak atau yang melalui pusat peta digambarkan menurut panjang yang sebenarnya seperti pada permukaan bumi dalam skala yang sama.
Jarak-jarak lain yang tidak melalui pusat peta, tidak diperlihatkan secara jelas, sedangkan arah dari pusat kota ke berbagai tempat digambarkan secara jelas. Proyeksi ini baik bagi peta navigasi yang rutenya melalui atau bertolak dari pusat peta.
Peta dapat digambar dengan berbagai gaya, masing-masing menunjukkan permukaan yang berbeda untuk subjek yang sama yang memungkinkan kita untuk memvisualisasikan dunia dengan mudah, informatif dan fungsional.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق